15 Menit Pertama Kelas 3 SD Negeri Bantengputih Terapkan Literasi Baca Merupakan hal yang menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh peserta didik kelas 3 (tiga) dalam mengawali kegiatan di pagi hari bahkan juga pergantian mata pelajaran yang lain..
Tak hanya literasi baca saja yang coba di terapkan oleh Diyan Shodik selaku guru kelas 3 tetapi juga unsur-unsur literasi yang lain seperti; Literasi Baca Tulis, Literasi Numerasi, dan Literasi Sains.
3 unsur literasi tersebut memang sengaja diterapkan sejak dini selain bermacam-macam literasi mengingat proses dan usia siswa yang masih duduk di bangku kelas 3.
3 unsur literasi tersebut memang sengaja diterapkan sejak dini selain bermacam-macam literasi mengingat proses dan usia siswa yang masih duduk di bangku kelas 3.
Di 15 menit pertama guru dan siswa membaca di awal pelajaran, baik yang diterapkan oleh guru kelas sendiri maupun guru mata pelajaran di setiap pergantian. Prosesnya memang butuh waktu lama, namun dapat dirasakan di semester II tahun pelajaran berjalan.
Dilihat bagaimana cara siswa membaca, menulis, memahami bacaan, kerapian tulisan, mengenal huruf, semuanya nampak terlihat pada semester II di SD Negeri Bantengputih Kecamatan Karanggeneng, pungkas Diyan Shodik selaku guru kelas 3.
Dilihat bagaimana cara siswa membaca, menulis, memahami bacaan, kerapian tulisan, mengenal huruf, semuanya nampak terlihat pada semester II di SD Negeri Bantengputih Kecamatan Karanggeneng, pungkas Diyan Shodik selaku guru kelas 3.
Faktor lingkungan juga mempengaruhi kondisi. Di sadari letak sekolah yang berada di pojok Desa dengan jumlah keseluruhan peserta didik saat ini berjumlah 53 (Tapel 2019/2020) sebagaimana yang dilihat oleh Admin Guru Dikdas Lamongan.
3 Unsur Literasi Pada Kelas Bawah Butuh Perhatian Guru
Tidak akan sukses penerapan masing-masing unsur literasi tersebut, mulai dari Literasi Baca Tulis, Literasi Numerasi, dan Literasi Sains tanpa perhatian guru. Mempelajari karakter, kondisi, kemampuan, pemahaman, penerapan, keberanian, serta karakter siswa satu persatu.
Mau tanpa dipaksa, berani tanpa di suruh serta mau berbuat dan bertindak untuk menunjukkan kepengatahuan dan kemampuan yang dimiliki diantara siswa yang lain.
15 menit pertama guru dan siswa melaksanakan literasi baca tulis dengan perhatian guru, baik itu guru kelas maupun guru mata pelajaran tetapi yang dirasakan oleh guru pada sekolah dasar memang siswa memliki karakteristik masing-masing. Kelucuan dan rasa gemes menyertai.
Literasi Untuk Kelas 1 SD Negeri Bantengputih
Seperti apa yang disampaikan oleh Rohmatun Hidayah selaku guru di kelas 1 di SD Negeri Bantengputih. Mendikte, berusaha mengejakan huruf per huruf, kata demi kata di setiap kalimat.Hanya bisa membaca tanpa mengetahui makna pada siswa kelas 1 di semester pertama tahun pelajaran 2019/2020 sudah dianggap mampu untuk diterapkan literasi baca tulis dan literasi numerasi meski awalnya guru mengalami berbagai macam kesulitan di awal tahun pelajaran.
Unsur pemahaman bacaan dari apa yang dibaca, mencoba mengenal huruf dan berhitung lambat laun peserta didik bisa memahami dan mengikuti meski hingga kini masih ada saja satu siswa yang sangat sekali hyperaktif.
Literasi Berproses
Secara keseluruhan pada peserta didik kelas 3 di SD Negeri Bantengputih seiring perjalanannya, literasi memang butuh waktu lama yang tak sekedar instan tergantung bagaimana guru mengemas literasi tersebut menjadi apik untuk di suguhkan sehingga peserta didik mampu untuk mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran dengan gembira.Bahkan! peserta didik kelas 3 SD Negeri Bantengputih saat ini mampu mengerjakan soal evaluasi penilaian harian dengan menggunakan Computer Based Test meski dengan sarana prasarana yang seadanya.
Hasil tampilan, mulai mengerjakan, selesai mengerjakan, mengetahui nilai secara langsung yang menjadikan siswa merasa ketagihan untuk menggunakan kembali, apalagi jika ada salah satu peserta didik yang nilainya di bawah Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) anak ingin melaksanakan evaluasi ulang, katanya!.
Hal-hal inilah yang coba di gali guru agar siswa sendiri memiliki rasa untuk memotiasi diri sendiri untuk terus belajar karena mereka sudah mengetahui hasil dari apa yang sudah dipelajari dan dituangkan kedalam evaluasi.
Keterbatasan sarana prasarana serasa terkikis oleh semangat guru yang selalu mencoba hal-hal baru agar siswa termotivasi untuk lebih giat belajar. Tingkat ketertarikan untuk mengerjakan evaluasi menggunakan Computer Based Test menjadi permintaan yang berlanjut kata salah satu siswa kelas 3.
#DiyanShodik
0 Comments
Silahkan tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan. Komentar yang bersifat spam dan mengandung sara, mohon maaf akan kami hapus.